Minggu, 26 Desember 2010

FAQ Menulis Berita dan Artikel

FAQ

Menulis Berita dan Artikel

Oleh Khoirul Anwar

Apa itu berita?

Berita adalah kumpulan dari fakta-fakta nyata yang disusun menjadi satu informasi utuh dan komprehensif. Sebuah kumpulan fakta yang memenuhi unsur berita setidaknya wajib memiliki unsur 5 W 1 H.

Siapa yang berhak membikin berita?

Tidak hanya jurnalis/wartawan, tapi semua orang. Karena pada dasarnya setiap hari antar-orang sudah membuat berita. Hanya saja kebanyakan tidak disampaikan secara teks, tapi audio (pembicaraan). Jadi pada prinsipnya Anda semua adalah wartawan.

Bagaimana cara membuat berita?

Ada empat tahapan yang dapat dikerjakan seorang pembuat berita. Yakni (1) how to get, (2) how to comphare, (3) how to write, (4) how to expose.

Mengapa begitu?

Empat langkah itu merupakan pekerjaan seorang jurnalis dalam menyampaikan informasinya pada pembaca/pendengar/pemirsa. Tahapan-tahapan itu tentu sebenarnya sudah sering kita lakukan meski kadang kita tidak menyadarinya.

Bagaimana memulai tahapan-tahapan itu?

Pertama, how to get. Bagaimana seseorang mencari dan mengumpulkan fakta-fakta informasi yang akan disampaikan. Fakta-fakta itu bias berupa, (1) data hasil wawancara, (2) data hasil pengamatan panca indera, (3) data angka-angka kuantitatif, dan (4) data knowledge asset yang kita miliki.

Lalu, cara mendapatkan data-data itu?

(1) Fakta wawancara tentu mendapatkannya berasal dari narasumber. Karena itu sebelum menemukan narasumber, (a) tentukan dulu apa yang akan Anda tulis, (b) berapa narasumber yang Anda butuhkan, (c) data dan fakta apa yang Anda tanyakan pada narasumber. Jika tiga persiapan itu sudah terpenuhi maka kumpulkanlah fakta-fakta sebanyak-banyaknya. Fakta bisa berupa fakta kualitatif dan kuantitatif.

(2) Fakta yang didapat dari pengamatan itu bisa kejujuran subjektivitas Anda atau hasil pengamatan orang lain yang Anda ceritakan ulang.

(3) Data-data angka di sini adalah data kualitatif.

(4) Knowledge asset di sini adalah pengetahuan Anda tentang berita yang akan Anda tulis. Dengan catatan besar bahwa knowledge asset Anda adalah jujur, tidak mengada-ada, atau mereka-reka.

Bagaimana memulai how to comphare?

Setelah semua fakta-fakta yang anda butuhkan untuk membuat berita, maka tugas Anda adalah menyatukan fakta-fakta yang terpisah itu menjadi satu kesatuan. Fakta yang saling mendukung disatukan menjadi satu pokok bahasan. Sedang fakta yang berbeda bisa dibuat berita tersendiri. Proses seperti ini disebut peng-angel-an.

Apa itu angle berita?

Angle adalah sudut pandang. Jadi angle berita adalah sudut pandang yang berbeda dalam berita.

Caranya?

Peng-angel-an dapat dilakukan dengan melihat sisi nilai beritanya. Yakni (1) aktualitas, (2) kedekatan (proximity), (3) getaran (magnitude), (4) sesuatu yang baru (new), (5) ketokohan, (6) menyentuh (human interest), (7) dramatik, (8) situasional, (9) sensasional, (10) tren.

Kalau sudah bisa membuat satu kesatuan utuh, bagaimana menulisnya (how to write)?

Menulis berita sama dengan bercerita. Bahasanya dengan bahasa sehari-hari. Karena penerima informasi Anda adalah semua orang dari level yang berbeda-beda.

Apa saja yang harus terpenuhi?

Yang pasti adalah 5 W 1 H. Lalu, untuk menjaga agar informasi yang sedikit tapi sudah sampai (meski tidak lengkap), dikenallah istilah lead (kepala) berita. Lead bukan kesimpulan berita, tapi kepala berita. Sebuah lead dalam berita terletak pada paragraf pertama.

Apa macam-macam berita?

Ada; (1) strait news (singkat, padat, cepat), (2) features (berisi gambaran, suasana, diskriptif sifatnya), (3) depth news (panjang, mendalam, dan investigative sifatnya).

Bagaimana mebuat berita agar enak dibaca?

Mudah. Bahasanya bikin bahasa sehari-hari. Kalimatnya tidak panjang, pendek-pendek saja. Atau kalimat berirama; pendek-pendek-panjang, pendek-panjang-pendek, dll. Selain itu logikanya mengalir.

Cara membuat logika mengalir bagaimana?

Berpikir sesuai abjad. A-B-C-D-..dst.

Terakhir, how to expose?

Bebas. Informasi bisa disampaikan lewat media apa saja. Tulisan (koran, majalah, tabloid, bulletin, selebaran, web, blog, dll), lisan (cerita ke teman, radio, dll), coretan (lukisan dll), foto.

Bagaimana menulis artikel?

Sebelum menulis artikel, sebaiknya mengenal tiga penyakitnya. Yakni, (1) keinginan besar, tapi tak punya ide; (2) sudah punya ide tapi tak bisa memulai; dan (3) sudah bisa memulai tapi berhenti di tengah jalan.

Bagaimana mengatasinya?

(1) Jika ingin menulis tapi tak punya ide, kembalikan pada: (a) aktualitas, (b) magnitude, (c) situasional, (d) new.

(2) Untuk memulainya coba gunakan; (a) cerita fiksi, (b) kutipan langsung/tak langsung, (c) data-data, dan (e) knowledge asset kita.

(3) Berhenti di tengah jalan, atasi dengan; (a) buatlah poin-poin pikiran per paragraf, (b) ingatkan kembali apa yang menjadi tujuan awal Anda menulis, (c) berhenti lalu tanyalah pada diri Anda sendiri tentang hal-hal yang belum tertuang dalam tulisan itu.

Bagaimana menembus media massa?

(1) Perhatikan misi dan karakteristik media itu, sebab setiap media memiliki misi yang berbeda soal penerimaan artikel.

(2) Perhatikan tata cara yang sudah diberikan media pada penulis dari luar.

(3) Pakailah bahasa yang sesuai dengan nafas media yang dituju.

(4) Kirim lewat email atau surat (dengan identitas dan rubrik yang dituju dengan jelas).

(5) Anda bisa confirm ke penanggung jawab rubrik artikel untuk menanyakan apa artikel anda sudah masuk.

Jika tidak diterima?

Ya sabar saja. Saya saja dulu pengalaman menulis di koran terhitung pada tulisan ke 149 baru diterima. Yang penting coba dan coba lagi.

Ada lagi?

Tidak ada. Dan terima kasih, kita bahas dalam latihan.


* Pemimpin Redaksi Radar MalanG

Menulis di Media Massa

Menulis di Media Massa

Oleh Khoirul Anwar

Batasan

Kata menulis di sini kita batasi dengan menulis artikel ilmiah populer di media massa. Bukan tulisan dalam bentuk berita/informasi, puisi, cerpen, novel, dkk.

Mengapa menulis di media sulit?

Media, terutama Koran, sangat banyak menerima artikel dari luar. Rata-rata 10-30 artikel per hari. Misalnya Jawa Pos (25-30 artikel per hari), Kompas (30 ke atas), Republika (15 artikel), Radar Malang (5 artikel), dll. Karena banyaknya pengirim, maka persaingannya sangat tinggi.

Apakah bukan berarti tidak bisa ditembus?

Bisa. Tapi harus tahu trik dan tipsnya.

Caranya?

  1. Cari tahu karakteristik media yang akan Anda kirimi artikel.
  2. Cari momen yang tepat saat Anda mengirim artikel.
  3. Cari tahu bagaimana media menerima artikel dari luar
  4. Pelajari seperti apa model artikel yang diterima yang akan Anda kirimi.

Seperti apa karakteristik media?

Media memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan itu terkait misi dan segmen media. Contoh: Jika Anda mau mengirim artikel keagamaan, jangan kirim ke Jawa Pos. Karena Jawa Pos suka artikel actual karena Jawa Pos berbasis umum. Kirimlah ke Republika atau media yang berbasis agama.

Jadi sekali Anda keliru mengirim ke media yang tidak sesuai dengan misi tulisan, maka akan sangat sulit menembus media itu.

Seperti apa momen yang tepat mengirim artikel?

Media massa menyukai momen dan aktualitas. Maka dari itu perhatikan momen, karena itu sangat penting. Dengan mengetahui momen, Anda akan bisa dengan cepat menentukan akan menulis artikel model apa.

Apa saja model artikel itu?

  1. Artikel situasional
  2. Artikel aktualitas
  3. Artikel getaran
  4. Artikel misi

Bagaimana media menerima artikel dari luar?

Biasanya media menunjukkan cara bagaimana orang luar mengirim artikel. Ada banner atau disclaimer yang dibuat media tersebut. Lakukan apa permintaan dalam disclaimer media itu.

Weekly Learning Log

“ Kumpulan Materi Pendidikan Jurnalistik, (Weekly Learning Log)”

isu,tercipta dari suasana dulu, berita tidak jelas, gossip, opini,Gagasan, ide, karya, pendapat
Pencitraan, performance, nilai/value, rasa/taste. informasi ini berasal dari knowledge, Alat/media, Angle(sudut pandang),Informan.
News value ini ada beberapa kriteria yaitu:
> Actualing
> Dyoximing
> Magni
> Famous
> Dramatic
> Human Interest
> trend
> Sensational
> Unic
> Time Line
> Situational
Ada beberapa perbedaan Headline, Straight news.


headline dan straight, merupakan sama-sama bentuk informasi.
Teknik Headline:5 W 1H + 2 W: what next, what the end.
teknik straight new + 5 W 1 H
* Konstruksi Isu: Creative thinking, show, making
* Creative Thinking : Menentukan objek isu, mencari naga, membuat naga, menjual naga.
* Show : Menunjukkan sisi menarik, membuat press release, menunjukkan isu, mencari sasaran timing isu
* Make Isu : Membuat grand desain isu, membuat sub isu, dan membuat sasaran isu
# Setting Layout :
komponen layout : komponen teks, komponen gambar, komponen iklan.
# misi dari media cetak sebagai media informasi, agar informasi yang mereka sajikan dapat diterima masyarakat maka perlu dilakukan penataan perwajahan yang baik.
* layout : disebut juga penataan.

Diposkan oleh fahiyatin khusnah