Minggu, 26 Desember 2010

Menulis di Media Massa

Menulis di Media Massa

Oleh Khoirul Anwar

Batasan

Kata menulis di sini kita batasi dengan menulis artikel ilmiah populer di media massa. Bukan tulisan dalam bentuk berita/informasi, puisi, cerpen, novel, dkk.

Mengapa menulis di media sulit?

Media, terutama Koran, sangat banyak menerima artikel dari luar. Rata-rata 10-30 artikel per hari. Misalnya Jawa Pos (25-30 artikel per hari), Kompas (30 ke atas), Republika (15 artikel), Radar Malang (5 artikel), dll. Karena banyaknya pengirim, maka persaingannya sangat tinggi.

Apakah bukan berarti tidak bisa ditembus?

Bisa. Tapi harus tahu trik dan tipsnya.

Caranya?

  1. Cari tahu karakteristik media yang akan Anda kirimi artikel.
  2. Cari momen yang tepat saat Anda mengirim artikel.
  3. Cari tahu bagaimana media menerima artikel dari luar
  4. Pelajari seperti apa model artikel yang diterima yang akan Anda kirimi.

Seperti apa karakteristik media?

Media memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan itu terkait misi dan segmen media. Contoh: Jika Anda mau mengirim artikel keagamaan, jangan kirim ke Jawa Pos. Karena Jawa Pos suka artikel actual karena Jawa Pos berbasis umum. Kirimlah ke Republika atau media yang berbasis agama.

Jadi sekali Anda keliru mengirim ke media yang tidak sesuai dengan misi tulisan, maka akan sangat sulit menembus media itu.

Seperti apa momen yang tepat mengirim artikel?

Media massa menyukai momen dan aktualitas. Maka dari itu perhatikan momen, karena itu sangat penting. Dengan mengetahui momen, Anda akan bisa dengan cepat menentukan akan menulis artikel model apa.

Apa saja model artikel itu?

  1. Artikel situasional
  2. Artikel aktualitas
  3. Artikel getaran
  4. Artikel misi

Bagaimana media menerima artikel dari luar?

Biasanya media menunjukkan cara bagaimana orang luar mengirim artikel. Ada banner atau disclaimer yang dibuat media tersebut. Lakukan apa permintaan dalam disclaimer media itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar